Ruang Kerja Baruku

Ruang kerja, yuph terkadang kita jenuh dengan ruang kerja yang kita miliki. Baik suasana atau apapun yang ada di dalamnya. Ruang kerja seperti apa sih yang biasanya kalian inginkan? Jawabannya ya tentunya nyaman dan fasilitas lengkap.

Eits tapi postingan kali ini gak akang ngebahas yang namanya rung kerja beneran. Melainkan tema dari blog ini, iya blog ini. Terus apa hubungannya dengan ruang kerja? Ya jelas ada donk.

Sebagai seorang blogger (katanya), udah kewajiban memiliki yang namanya blog. Melalui blog inilah tercipta tulisan-tulisan dan karya lainnya, makanya blog disebut ruang kerja untuk menulis.

Dan malam ini, nih blog mengalami penggantian tema agar lebih responsif ketika diakses melalui smartphone. Soalnya sekarang smartphone sudah menguasai segalanya.

S e l a
Sela (diralat yang awalnya Lisa) merupakan nama tema yang kecewek-cewekan banget, tapi karena fontnya bagus dan juga tata letaknya jadi recomended kah buat blog ini.

image

Semoga makin semangat kerjanya 😁

Resep: Mengurangi/Menghilangkan Rasa Asin pada Ikan Asin

Ikan Asin atau bahasa Maduranya [Jhuko’ Accèn atau Jhuko’ Kerrèng], adalah ikan yang diawetkan dengan cara direndam ke air garam dan kemudian di keringkan di bawah terik sinar matahari. Siapa sih yang tidak tau dengan yang namanya Ikan Asin? Orang Indonesia tentunya tau dan familiar dengan yang namanya Ikan Asin. Terlebih dengan orang Madura yang menyebutnya Jhuko’ Accèn / Jhuko’ Kerrèng.

Biasanya yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan ikan asin adalah ikan yang berasal dari laut dan tentunya garam juga. Sebenarnya ikan air tawar (sungai) juga bisa dibuat ikan asin, tapi tekstur daging lebih keras (lebih alot) dibandingkan dengan ikan laut setelah proses pengasinan dan pengeringan. Makanya yang dibuat ikan asin adalah ikan yang berasal dari laut bukan dari sungai atau air tawar.

Seringkali yang namanya ikan asin saat diolah dan dimakan ternyata asinnya keterlaluan alias asin banget, ya sukur-sukur dapat yang gak terlalu asin. Nah bagaimana mengolah ikan asin agar tidak terlalu asin? Terus bagaimana cara mengurangi rasa asin yang terdapat pada ikan asin? Caranya cukup mudah dan bisa dibilang tidak masuk akal (bagi yang tidak mengetahuinya).

Caranya bagaimana? Caranya adalah merendam ikan asin ke dalam larutan air garam. Hah larutan air garam? Bukannya tambah asin? Pasti itu yang ada di benak kalian semua. Mungkin bagi yang mengerti Kimia (perpindahan dari jenuh ke tak jenuh) akan langsung tau alasannya mengapa ikan asin harus direndam ke dalam larutan air garam untuk mengurangi rasa asinnya. Akan tetapi dengan kadar garam yang lebih rendah dibandingkan dengan kadar garam yang terkandung di dalam ikan asin.

Contohnya, kira-kira untuk 250 gram ikan asin yang saya gunakan ini, menggunakan perbandingan air : garam sebesar 500 ml air : ½ sdm garam. Dengan cara ini, garam dari ikan asin lebih mudah tertarik dan larut ke dalam air garam, dibandingkan hanya sekadar direndam di dalam air hangat saja. Bukankah rasa asin yang terdapat dalam larutan justru akan menempel pada ikan asin? Tambah asin donk? Jawabannya tidak. Justru garam yang ada pada ikan akan berpindah ke larutan garam, karena kadar garam yang ada pada larutan lebih rendah dibandingkan dengan kadar garam yang terdapat pada ikan asin.

Lebih jelasnya bisa diperhatikan dari ilustrasi di bawah ini:

    • Persiapkan terlebih dahulu ikan asin sebanyak 250gram (bisa dikira-kira)

    • Hangatkan air hingga mendidih, kemudian larutkan garam sebanyak ½ sdm ke dalam air hangat

    • Rendam ikan asin ke dalam larutan garam tadi sekitar 15 menit

    • Lama-kelamaan warna air yang awalnya jernih akan berubah jadi lebih pekat

      Setelah 15 menit kemudian, angkat dan tiriskan. Kemudian hangatkan minyak dan langsung digoreng ikan asin tadi 

    • Goreng hingga berwarna agak kecoklatan dengan nyala api kecil atau sedang, setelah dirasa sudah matang tinggal di letakkan ke piring atau wadah lainnya

  • NB: Sebaiknya setelah direndam, usahakan untuk dijemur terlebih dahulu agar ikan asinnya lebih kriuk kriuk kriuk!!!

Sebagai tambahan, bisa juga dimakan dengan sambel terasi dan mangga muda 😀

Hmmm… Yummiii… Ada yang mau? Silahkan dipraktekkan sendiri! 😉

Resep: Oseng-oseng Cabe Hijau

Kali ini saya akan membahas sebuah resep salah satu masakan kesukaan saya, “Oseng-oseng Cabe Hijau”. Sebelumnya resep ini sudah pernah saya unggah ke beberapa sosial media, mulai dari instagram, path, dan facebook. Banyak pertanyaan dan rasa heran dari teman-teman saya di sosial media. Misalnya saja ada yang bertanya, hah serius ini cabe dibuat oseng-oseng? Gimana rasanya? Pedes enggak? Dan sebagainya.

Ternyata masih banyak yang belum mengetahui makanan ini, padahal ya makanan ini sudah ada sejak saya masih smp sekitar 14 tahun yang lalu atau mungkin bisa sudah ada sebelum saya lahir. Ya maklum ini adalah masakan kreasi Ebo’ (ibu) saya tercinta ❤. Sebelum saya memberikan resepnya, terlebih dahulu saya akan sedikit memberitahukan tentang olahan cabe hijau ini.

Oseng-oseng Cabe Hijau tentunya terbuat dari cabe hijau yang ukurannya sama dengan jari-jari tangan kita (bukan cabe rawit yang berwarna hijau). Cabe yang besar ini kalau sudah tua dan berwarna merah biasanya dibuat pelengkap untuk membuat bumbu merah yang sebelumnya mengalami proses pengeringan. Mengenai rasa ya, menurut saya enak (persepsi setiap orang berbeda). Sedangkan untuk pedasnya sendiri tidak sepedas cabe rawit.

 

Berikut adalah resep untuk membuat oseng-oseng cabe hijau

BAHAN-BAHAN:

  • ½kg cabe hijau (cukup mahal yang saya beli di Pasar Kolpajung – Pamekasan Rp. 10.000,-)
  • 2-3 Siung Bawang Putih
  • 2-3 Siung Bawang Merah
  • 1-2 sdt Garam
  • Air secukupnya
  • Minyak goreng secukupnya

CARA MEMASAK:

  • Iris tipis-tipis cabe hijau (jangan memanjang)
  • Cuci sampai bersih cabe hijau yang telah diiris (kalau ingin mengurangi lagi rasa pedasnya, tinggal dikeluarin semua biji cabenya)
  • Haluskan bawang putih, bawang merah, dan garam (diulek agar menjadi bumbu mentah)
  • Hangatkan minyak goreng
  • Tumis terlebih dahulu bahan-bahan (bumbu mentah) yang telah dihaluskan sebelumnya
  • Setelah bumbu agak matang, masukkan irisan cabe hijau tadi semua
  • Aduk hingga mulai layu
  • Campurkan air secukupnya
  • Aduk lagi hingga matang

NB: Mungkin sekitar 15 menit, sesuai nyala api dan tiriskan!

Selamat mencoba! 😋

Asus ZenPower, Kecil dan Bertenaga

Kini, semua hal yang dulunya hanya bisa dikerjakan melaui komputer, sekarang sudah tergantikan dengan yang namanya smartphone. Mulai dari menulis dokumen di word, membuat slide presentasi, membuat laporan keuangan, membuka browser, cek email, update status di sosial media, ngeblog, dan lain sebagainya.

Sebagai seorang blogger yang suka dengan aktivitas di dunia maya a.k.a online. Segala aktivitas tersebut harus ditunjang dengan gadget yang memadai, ya setidaknya memadai buat saya lah. Walaupun smartphone sekarang batreinya gede-gede kapasitasnya, namun hal tersebut tidak menjamin smartphone awet dan nyala terus. Terlebih ketika menghadiri event dan mengharuskan para peserta untuk livetweet dan tweetpict, terkadang ada yang membuat kontes liveblogging.

Tak menutup kemungkinan kita lupa melakukan isi ulang batrei smartphone yang kita miliki, dan ujung-ujungnya pada saat menghadiri acara (misal launching produk) tiba-tiba lowbat. Perasaan bingung dan gundah gulana akan menghampiri kita, akan bingung nyari colokan ya syukur-syukur kalo dapet colokan. Mau pinjam powerbank temen eh dipakai semua. Alhasil hanya bisa melongo dan berharap ada keajaiban datang, ya inilah yang sering terjadi pada saya ketika masih memiliki hp lowend. Hehe 😀

Tidak mau kan kejadian seperti di atas terjadi pada anda juga? Terus solusinya bagaimana? Ya solusinya ada bsnyak sih, misal sebelum berangkat harap mengisi ulang batrei smartphone anda. Kalau misalnya lupa, ya bawa aja charger kali aja di tempat acara ada colokan. Kalau misalnya tidak ada juga colokannya ya harus pinjam powerbank ke temen (setidaknya ketemen yang punya powerbank). Nah apesnya lagi kalau misalnya pb temen semua dipake ya harus mempersiapkan sebelumnya a.k.a membeli sendiri powerbanknya.

Yang terakhir kayaknya tips paling jitu biar tetap aman ketika melakukan liputan pada saat acara. Yuph, apalagi kalau bukam membeli atau memiliki sendiri yang namanya powerbank. Powerbank merupakan nyawa darurat untuk gadget kita. Saat ini banyak beredar powerbank yang murah dengan kapasitas yang besar, tapi terkadang kualitasnya yang kurang. Jadi gali informasi yang banyak sebelum membeli, karena saat ini banyak beredar powerbank kw dan kualitasnya beda jauh dengan aslinya.

Misalnya saja ya, asus mengeluarkan produk barunya yang berupa powerbank dengan design minimalis, simple, dan juga bertenaga. Yuph apalagi kalau bukan asus zenpower, ukurannya memang kecil. Mungkin bisa dibilang hanya seukuran kartu kredit, tapi memiliki body metal dan kapasit sebesar 10050 mAh. Gahar juga ya? Tumben nih punya powerbank? Kapan beli? Berapa harganya? Dan beli di mana? Seperti itulah sekelumit pertanyaan dari teman-teman mulai kemarin.

Baiklah akan saya jelaskan, sebenarnya powerbank ini didapat tidak dengan cara dibeli. Terus dapet dari mana? Mencuri? Eh enak aja, powerbank ini diberi. Pasti gak percwya ya? Ya powerbank ini ini memang bener-bener diberi. Dan banyak yang bertanya juga, bagaimana cara mendapatkannya? Bagi-bagi donk!

Ceritanya begini, kan saya punya teman di fb namanya mbak Echa. Dia posting link yang isinya GA asus zenpower ini. Sayapun ikut-ikutan kali ajs bisa dapet nih pb, dan banyak blogger lain juga ikutan. Tinggal ngisi nama, alamat, nomor telpon, blog, email, dll. Ketika blogger yang lain udah pada dapat dan ternyata hanya saya yang tidak dapat, karena selama sebulan tidak ada kabar. Baru kemarin saya ditelpon oleh pihak JNE bahwa ada paket buat saya di kantor dan sudah lebih dari sebulan berada di sana. Terima kasih mbak Cha :*

Keesokan harinya (hari ini), saya melakukan sesi foto-foto dan percobaan terhadap hp saya yang batreinya berkapasitas 3ribuan mAh sebagai referensi ulasan di blog saya. Berikut adalah penampakan dari Asus ZenPower.

Konon katanya ZenPower diproduksi dalam berbagai warna, yakni hitam, biru, pink, gold, dan silver. Nah kebetulan saya dapetnya yang warna gold.

ZenPower memiliki design yang elegan dan body yang terbuat dari metal, sehingga pada saat digenggam rasanya dingin

Tak tanggung-tanggung, ZenPower memiliki kapasitas yang lega yakni 10050 mAh. Benar-benar sang cabe rawit

Di isi yang berseberangan terdapat satu tombol power, satu slot USB, satu slot charge, dan empat lampu led

Jika dibandingkan dengan SIM (karena tidak ada kartu kredit), ukurannya mungkin tak jauh berbeda. Ukuran ZenPower hanya seperti ukuran Credit Card.

Untuk foto yang di atas, bukan karena tangan saya yang terlalu besar. Tapi karena memang ukuran powerbanknya yang terlalu kecil.

Kecil kan ukurannya? Tapi gede donk kapasitasnya? Ya dengan berat 215 gram dan memiliki ukuran yang kecil seukuran kartu kredit, serta body yang terbuat dari metal, ZenPower nyaman digenggam dan tidak bikin panas. Selain itu tidak perlu repot memikirkan tempat penyimpanannya, karena bisa diletakkan di saku baju atau saku celana. Simple dan praktis, tentunya juga bisa dibawa kemana-mana tanpa bikin repot penggunanya.

Slot bawah (USB) untuk melakukan pengisian ke smartphone yang kita miliki.

Slot atas untuk pengisian daya ke powerbank itu sendiri

Tanpa menyebutkan merk, baterai hp saya kapasitasnya sekitar 3000an mAh. Terus apakah cukup powerbank sekecil itu untuk memasok tenaga ke dalam baterai hp saya? Jawabannya “sangat cukup”, karena Asus ZenPower memiliki kapasitas sebesar 10.050 mAh, berarti bisa mengisi hp saya sampai tiga kali. Baterai yang dipakai di powerbank ini adalah Japanese Panasonic Lithium-ion rechargeable. Makanya sangat cukup untuk bikin hp saya tetap menyala selama 24 jam penuh.

Bisa dilihat pada jam 07.54 indikator baterai di pojok kanan atas menunjukkan 84% pada saat belum dilakukan pengisian.

Jam 07.55 dilakukan proses pengisian, dan indikator baterai masih di angka 84%.

Dua menit kemudian pada jam 07.57 indikator baterai sudah mengalami peningkatan menjadi 85%. Jadi pengisian smartphone saya bertambah setiap 2 menit.

Jadi asumsi saya untuk melakukan pengisian dari 0% hingga 100% memakan waktu sekitar 3jam dan bahkan bisa kurang karena hp saya bisa fast charging. Ketika kita melakukan pengisian atau charge, biasanya kan sering lupa tuh dan gak tau penuhnya kapan. Jadi sering hilaf meski sudah 100% tetap tidak dicabut, tapi jangan khawatir karena ZenPower sudah tersedia fitur Asus PowerSafe yang nantinya akan mematikan powerbank secara otomatis ketika baterai sudah penuh.

Bisa 24 jam nih hp nyala terus. Bagaimana, tertarik untuk memiliki powerbank yang keceh seperti ini? Ya beli donk! Hahaha… Untuk info harga dan detail dari spesifikasi bisa dilihat langsung di Asus Store! Terima kasih (^_^)

Dapet THR dari #UltahBabeh

Siang ini bersyukur banget dapet THRan berupa Pulsa senilai 100K, lumayan lah. Soalnya momennya pas, pasnya tuh ya pas lagi gak ada pulsa alias lagi bokek. Emang ceritanya gimana kok bisa dapet pulsa segitu? Mau tau aja apa mau tau banget? Yuk simak penjelasan singkat, padat, dan mungkin gak bermanfaat. Hahaha 😀

Ceritanya begini, kan pak Fajar Eridianto selaku babehnya BlogVaganza Bandung, Relawan TIK, Sakatelematika, dll lagi ulang tahun nih ya. Nah bermula dari timelinenya teh Shanti yang ngadain kontes bikin meme dengan tema dan tagar #UltahBabeh di twitter.

Tertarik dengan itu, akhirnya saya ikutan juga bikin. Emang seperti apa sih meme yang dibuat kok bisa menang?

Seperti di atas ucapan yang saya buat, sebenernya ini sudah masuk ke komik strip tapi ya gak apa-apalah soalnya kan pake foto asli (yang dicomot dari fbnya Pak Fajar Eri a.k.a Babeh). Faktor keberuntungan kali ya saya bisa menang, soalnya kalo faktor face pasti…. Ah sudah lah gak perlu dibahas kalo masalah itu.

Ultahnya sih pas tanggal 12-7-2015 kemarin, dan lombanya pada hari itu juga, pengumuman pemenang pada hari berikutnya yakni 13-7-2015. Dan alhamdulillah saya kecantol menjadi salah satu yang beruntung mendapatkan THR berupa pulsa sebesar 100K.

Pengisian pulsa dilakukan hari ini (14-7-2015), rejeki anak sholeh mah emang sering gitu ya. Hahaha… Jadi ketagihan nyari orang yang lagi ultah dan ngadain kontes kayak #UltahBabeh ini. Bakalan tenang nih telekomunikasi dengan sanak keluarga di manapun berada 😀

Sekali lagi terima kasih ya buat Pak Fajar Eri a.k.a Babeh dan Teh Shanti atas THRnya (^_^). Semoga babeh semakin jaya di darat, di laut, dan di udara. Kok berasa kayak taglinenya TNI ya? Hahaha sekali lagi sukses buat babeh dan teh Shanti.

Oiya jangan lupa follow akun twitter mereka berdua ya di @fajareridianto dan @tie_shanti dan cek tagar #UltahBabeh di twitter!

Cara Mudah Move On ke New Blogdetik

Pada tulisan saya yang sebelumnya yakni Blogger Detik Harus Move On ke #newblogdetik Sebelum 31 Agustus 2015 yang menjelaskan informasi dari mas GP untuk segera berhijrah ke blogdetik yang baru. Terus caranya bagaimana? Caranya cukup mudah untuk diikuti, berikut adalah cara untuk move on ke #newblogdetik.

Pertama, buka halaman blogdetik.com (kalau saya melalui browser di HP). Ada kotak berwarna merah yang bertuliskan ajakan “Ayo Move On ke New Blogdetik”. Tinggal diklik satu kali.

Kedua, akan muncul popup atau pemberitahuan selanjutnya yang berisi informasi mengenai perubahan tampilan baru dari blogdetik yang akan dilakukan serempak pada bulan Agustus 2015.

 

Ketiga, tinggal klik tombol “selanjutnya” dan akan di-redirect ke halaman blog.detik.com

 

Ya seperti itulah cara mudah untuk move on ke New Blogdetik, happy blogging with blogdetik 😉

Blgger Detik Harus Move On ke #newblogdetik Sebelum 31 Agustus 2015

Sudah sekitar lima bulan blogdetik memperbarui layanan bloggingnya, mulai dari logo, tampilan home blogdetik, dashboard, sinkronisasi dengan detik connect, url blogdetik.com menjadi blog.detik.com, url user/member di awal ditambahkan “new”, dan mungkin masih banyak lagi yang telah diperbarui

Setiap user/member yang ingin menulis artikel, harus terlebih dahulu harus login dengan menggunakan detik connect atau bisa dengan menggunakan email dan password blog yang lama. Selain itu, url blog akan otomatis ditambahkan kata “new” di depannya. Misal blog saya yang beralamat slametux.blogdetik.com, sekarang karena ada perubahan jadinya di awal url tadi ditambah dengan new.

Jadi, semua url blog dari blogger detik ditambah new. Untuk url blog yang lama tetap bisa diupdate, karena apabila menulis artikel di new.slametux.blogdetik.com maka akan secara otomatis ter-update juga di slametux.blogdetik.com. Berarti kita punya blog yang sama dengan tampilan dan url yang berbeda donk? Yuph betul, tapi artikel isinya sama semua. Bagaimana, seru kan?

Tapi jangan keburu senang dulu, karena semalam saya mendapatkan notifikasi dari Detik Blogger Community di facebook yang isinya mengenai ajakan dari mas Gajah Pesing a.k.a Fayas untuk segera move on ke #newblogdetik sebelum tanggal yang telah ditentukan. Ada apakah ini? Apa maksudnya move on ke #newblogdetik?

Berikut adalah pesan yang disampaikan oleh mas GP (Gajah Pesing) di Group fb Detik Blogger Community

Pada gambar di atas dijelaskan bahwa semua blogger detik harus move on ke #newblogdetik sebelum tanggal 31 Agustus 2015, karena setelah tanggal tersebut untuk blog yang lama akan dinonaktifkan. Maksudnya bagaimana?

Pada pesan tersebut “setelah tanggal 31 Agustus 2015 blog akan dinonaktifkan”. Saya memikirkan dua hal yakni, domain blogdetik.com akan dinonaktifkan dan secara penuh diganti dengan blog.detik.com atau url para blogger detik yang contohnya semula slametux.blogdetik.com akan diganti dengan new.slametux.blogdetik.com

Melihat percakapan di bawah ini, sepertinya yang akan dinonaktifkan blog yang ada embel-embel “new” di depannya, jadi kemungkinan besar yang dipakai adalah url awal pengguna blogdetik yakni tanpa ada tambahan new di depannya.

Bermula dari pertanyaan mbak Widha yang menanyakan, apakah alamat dari blog nantinya tetap menggunakan new di depan url atau tidak? Dan mas GP menjawab tidak ada. Pertanyaan yang kedua dari mbak Widha adalah kalau url blog kita dibuka dengan menggunakan tambahan “new” di depannya apakah alamat tidak ditemukan? Dan ternyata mas GP menjawab iya betul. Ouw jadi kesimpulannya, tetap menggunakan url blog yang lama kalau gitu.

Akhirnya, blogdetik benar-benar merombak layanan bloggingnya. Lebih userfriendly dan lebih sedap pokoknya ketika dipandang dan digunakan.

Memilih Browser yang Tepat untuk Mengakses Blogdetik

Mulai beberapa waktu yang lalu, saya melakukan research (yaelah sok banget ya bahasanya) 😀 oke dilanjut ya, saya melakukan percobaan ke hampir lebih dari lima browser di HP Android saya. Mulai dari browser bawaan android, google chrome, firefox, opera mini browser, UC browser, dan Baidu browser.

Ternyata di HP saya yang bisa mengakses blogdetik adalah browser bawaan android, google chrome, dan UC browser. Untuk sisanya Nihil, malah muncul network error terus sampai bosan menekan tombol refresh. Percobaan tak hanya sampai di situ saja, masih ada percobaan selanjutnya untuk menguji mana yang layak dipergunakan untuk mengakses blogdetik. Bukannya browser yang lain tidak layak, tapi lebih memilih yang mudah dipergunakan bagi saya pribadi.

Tes selanjutnya adalah kecepatan akses dari browser itu sendiri terhadap situs blogging blogdetik, dan ternyata pemenangnya adalah browser bawaan android dan juga UC browser. Google chrome kalah dan kedua browser tersebut. Selanjutnya yang diperhatikan adalah mudah tidaknya dalam menggunakan di browser, ternyata semua browser user friendly banget tampilannya dan mudah dipergunakan. Ya meskipun ketiganya tidak bisa dilakukan paste pada teks dialog.

Berikutnya adalah mencoba fitur add script, semua browser bisa. Namun UC browser tidak dapat menampilkan tombol OK, dan hanya browser bawaan android yang bisa. Google chrome kayaknya bisa juga (efek lupa).

Tak hanya sampai di situ saja, tes berikutnya adalah membandingkan kapasitas yang diperlukan untuk menginstall browser di Android. Ternyata paling besar kapasitasnya adalah google chrome, kedua UC browser, dan yang ketiga adalah browser bawaan dari android. Akhirnya google chrome dilengserkan, namun kendalanya masih belum mendapatkan browser yang pas untuk mengakses blogdetik.

Akhirnya saya mencari-cari informasi lagi tentang browser yang ada di Android, dan menemukan satu browser yang ukurannya sangat kecil dan tidak sampai 500KB. Yuph namanya “Naked Browser”, pertama sih gak yakin dengan nih browser. Pikiran saya ke mana-mana, tapi akhirnya saya memberanikan diri untuk menginstall-nya di perangkat android saya ini. Hasilnya sungguh di luar pikiran, karena browsernya cepet banget dan lebih cepet dari browser sebelumnya.

Kelebihan inilah yang membuat Naked Browser istimewa, setidaknya browser ini hanya dipakai untuk mengakses blogdetik saja. Untuk yang lainnya saya masih mikir-mikir dari tingkat keamaannya, kayaknya sih kurang dan mungkin bahkan bisa mengancam perangkat android saya. Tapi sudahlah, yang penting bisa lebih leluasa menulis blog di blogdetik.

Ternyata di HP saya yang bisa mengakses blogdetik adalah browser bawaan android, google chrome, dan UC browser. Untuk sisanya Nihil, malah muncul network error terus sampai bosan menekan tombol refresh. Percobaan tak hanya sampai di situ saja, masih ada percobaan selanjutnya untuk menguji mana yang layak dipergunakan untuk mengakses blogdetik. Bukannya browser yang lain tidak layak, tapi lebih memilih yang mudah dipergunakan bagi saya pribadi.

Tes selanjutnya adalah kecepatan akses dari browser itu sendiri terhadap situs blogging blogdetik, dan ternyata pemenangnya adalah browser bawaan android dan juga UC browser. Google chrome kalah dan kedua browser tersebut. Selanjutnya yang diperhatikan adalah mudah tidaknya dalam menggunakan di browser, ternyata semua browser user friendly banget tampilannya dan mudah dipergunakan. Ya meskipun ketiganya tidak bisa dilakukan paste pada teks dialog.

Berikutnya adalah mencoba fitur add script, semua browser bisa. Namun UC browser tidak dapat menampilkan tombol OK, dan hanya browser bawaan android yang bisa. Google chrome kayaknya bisa juga (efek lupa).

Tak hanya sampai di situ saja, tes berikutnya adalah membandingkan kapasitas yang diperlukan untuk menginstall browser di Android. Ternyata paling besar kapasitasnya adalah google chrome, kedua UC browser, dan yang ketiga adalah browser bawaan dari android. Akhirnya google chrome dilengserkan, namun kendalanya masih belum mendapatkan browser yang pas untuk mengakses blogdetik.

Akhirnya saya mencari-cari informasi lagi tentang browser yang ada di Android, dan menemukan satu browser yang ukurannya sangat kecil dan tidak sampai 500KB. Yuph namanya “Naked Browser”, pertama sih gak yakin dengan nih browser. Pikiran saya ke mana-mana, tapi akhirnya saya memberanikan diri untuk menginstall-nya di perangkat android saya ini. Hasilnya sungguh di luar pikiran, karena browsernya cepet banget dan lebih cepet dari browser sebelumnya.

Naked Browser

Kelebihan inilah yang membuat Naked Browser istimewa, setidaknya browser ini hanya dipakai untuk mengakses blogdetik saja. Untuk yang lainnya saya masih mikir-mikir dari tingkat keamaannya, kayaknya sih kurang dan mungkin bahkan bisa mengancam perangkat android saya. Tapi sudahlah, yang penting bisa lebih leluasa menulis blog di blogdetik.